Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri pertambangan menaruh harapan besar pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang baru dilantik hari ini menggantikan Arifin Tasrif.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan, dalam waktu singkat menteri ESDM saat ini memiliki banyak tugas di sektor energi. Namun, dia meyakini Bahlil akan fokus pada proyek strategis di sektor mineral.
"Dengan waktu singkat rasanya Pak Menteri baru akan fokus memastikan proyek strategis nasional khususnya di hilirisasi mineral bisa terlaksana dengan baik, serta mendorong perbaikan tata kelola untuk menarik minat investasi," kata Hendra kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
Dia optimistis Bahlil memiliki pengalaman dan wawasan yang luas selama menjabat sebagai menteri investasi/kepala BKPM terkait dengan isu atau permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dan pelaku usaha.
Dengan begitu, Bahlil diyakini dapat mengentasi hambatan dalam mempercepat realisasi investasi di proyek penghiliran mineral. Artinya, dengan jabatan baru ini, Bahlil dapat mengambil langkah strategis yang diperlukan.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengatakan, pihaknya berharap dalam waktu kerja yang singkat menteri ESDM yang baru dapat menyelesaikan sejumlah tugas yang masih tertunda di sektor penghiliran minerba.
Baca Juga
"Kalau dilihat dari waktu atau masa jabatan yang bersangkutan, mungkin lebih ke menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan karena nanti pada Oktober kita juga masih akan melihat bagaimana arah kebijakan pemerintahan baru," ujarnya, dihubungi terpisah.
Dia juga menyoroti pekerjaan rumah (PR) terkait kejelasan mitra instansi pengelola (MIP) yang dibutuhkan untuk menjaga pasokan batu bara dalam negeri dan berkeadilan.
"Untuk penghiliran minerba saat ini masih dalam tahap studi kelayakan, jadi kita masih perlu melihat perkembangannya," jelasnya.
Sebelumnya, mantan Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan masih banyak potensi hilirisasi mineral yang dapat dimanfaatkan, mulai dari nikel, temabaga, aluminium, hingga timah. Komoditas tersebut perlu dioptimalkan semaksimal mungkin.
"Nikel karena kita menjadi salah satu produsen ekspor nikel yang terbesar di dunia.Kemudian tembaga dan aluminium untuk infratruktur, tenaga listrik dan juga untuk keperluan lainnya, juga timah," tuturnya.